Tweet |
Kagum.
Kagum, dengan perjuangannya. Kagum dengan pengabdiannya. Ibu Een
Sukaesih atau yang akrab dipanggil Wa Een. Kini mulai dikenal luas.
Ibu Een dan Siswa2nya |
Liputan6
Awards kembali mengangkat satu nama dari nama-nama inspiratif
Indonesia. Pemegang penghargaan kategori pendidikan, pengabdian dan
kemanusiaan. Dan wa Een jadi juaranya.
28
tahun. Selama waktu itu beliau terbaring dan tak ada upaya pun untuk
bangkit dari tempat tidur. Hanya anak-anak didiknya lah yang membuatnya
lebih jauh bergerak di dunia yang lebih luas. Raga boleh berada di
tempat tapi jiwa dan perhatiannya pada pendidikan telah lama tertanam
dalam benak anak didiknya.
Satu
harapan yang selalu beliau pegang, adalah agar anak-anak mendapatkan
hak pendidikannya. Yang seakan pasal-pasal dalam undang-undang itu hanya
ada dalam pelajaran PKN saja tidak dengan dunia sebenarnya. Banyak dari
murid-murid Wa Een yang berbakat dan berprestasi namun sayang karena
biaya perguruan tinggi yang teramat mahal sehingga tidak lah mudah
mencapai asa yang manis itu.
Ibu
Een Sukaesih. Tak hidup hanya hari ini seperti halnya sejarah ia juga
berada pada jamannya. Bergaul, bermain dan bersekolah hingga kuliah di
IKIP Bandung yang sekarang adalah UPI. Ibu Een muda mungkin seusiaku,
mengambil jurusan bimbingan konseling. Sebagaimana kami yang masih muda
jiwa beliau dulu mungkin sama bergejolaknya.
Tanda-tanda
mulai diperlihatkan Tuhan, Ia seperti merasa berat raganya. Entahlah,
Tapi sungguh Tuhan telah memberi kemudahan sehingga ia lulus dan
menamatkan pendidikannya. Lalu ia mengabdi di salah satu SMA.
Hingga kemudian …
Dokter memponisnya hanya seminggu, kesempatan hidupnya. Lumpuh. Sudah selesaikan perjuangan dan cita-citanya?
Modal Bu Een dalam mengajar anak-anak adalah : Ilmu
saya memang sedikit, jauh dari perkembangan ilmu zaman sekarang. Yang
saya miliki adalah kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Sungguh setiap perkataanya mendulang intan untuk segera aku tuliskan.
Mengarungi
keberkahan Tuhan lagu gubahan presiden SBY adalah kesukaanya. Untuk
mencari kasetnya sungguh tidaklah mudah. Untung saja sahabat-sahabatnya
selalu memberinya ruang mudah.
Tak pernah berhenti belajar adalah
rumus yang beliau ajarkan. Bagaimana mungkin seorang guru akan berhenti
belajar sedangkan ia adalah lautan ilmu bagi anak-anak. Dan dalam
kondisi yang demikian hanya kaset-kaset, radio dan buku anak-anak
didiknya yang memberi pengetahuan sehingga bertambah. Ilmu semakin
diajarkan maka akan semakin bertambah kepahaman. Dan itu adalah
keyakinan yang harus dimiliki para pendidik.
Tak
pernah kutahu jika beliau tanpa pamrih menerima muridnya belajar di
kamar kecilnya. Rak-rak buku mungkin semasa belajarnya dulu masih
berdiri kokoh. Bagaimana mungkin ia bisa kuat menerima semua ini,
padahal cita-citanya sangatlah besar? Maha Besar Tuhan yang telah
menguatkan kepribadiannya.
Maka kuatlah siapapun yang mendengarkan kisahnya.
Belajar Banyak dari bu Een
“Man
jada wa jadda”adalah nasihat darinya. Barang siapa yang
bersungguh-sungguh dalam segala hal maka akan bertemulah pada
keberhasilannya.
Lima
puluh usianya tak mengurangi rasa pedulinya pada pendidikan anak-anak
di sekitar rumahnya. Lima puluh usianya tak mengurangi rasa kasing
sayang dalam mengajari anak-anak ilmu pengetahuan.
Salah
satu dosen yang ia segani datang ke atas panggung memberikan seutas
kata kepada beliau. Kampus upi yang dulu dikenal IKIP tempatnya
menyelesaikan studi s1nya. Dosen itu berbicara mengenai macam-macam
guru. Dan yang paling bagus dari semua itu adalah adalah guru yang
mengabdi sepanjang hayatnya. Manteng sampai usia kapanpun. Semoga
almamateri ini akan selalu menciptakan guru-guru yang berkarakter dan
mengabdi pada pendidikan.
Kuliah umum bersama Ibu Een Sukaesih.
Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Hidup
adalah perjalana yang harus ditempuh apapun dan bagaimanapun caranya.
Menuruni lembah curam, bukit terjal dan jalan yang berliku. Bukan untuk
itu. tetapi semangat yang terbaik saat menghadapi saat-saat sulit.
Bagaimana menyikapi masalah?
1. Kuatkan keimanan
Yang menentukan takdir manusia adalah Allah SWT, kita sebagai manusia hanya bisa maximal dalam ikhtiar dan berdoa.
2. Berprasangka baik kepada Allah SWT.
Allah yang tahu mana yang terbaik untuk kita.
3. Bersyukur dan bersabar
Optimislah!
Bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
4. Tidak mudah menyerah
Tidak mudah putus asa
Jangan putus asa pada Rahmat-Nya.
Tegar dalam menghadapi kenyataan.
Pandangan Bu Een terhadap pendidikan Indonesia.
Pendidikan haruslah berbasis kasih sayang dan rasa peduli terhadap sesama. Guru itu harus identik pada kewibawaan + kepercayaan + kasih sayang.
Semoga
dengan hadirnya sosok inspiratif ini kembali menggugah kita betapa
dekatnya kita pada impian kita jika dibarengi dengan kerja keras dan
keyakinan yang besar.
Sumber :Kompasiana
No comments:
Post a Comment