Tweet |
Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahaminya.Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question)
dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan
terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dikatakan sebagai
operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk
menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat
membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk
bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta
didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di
dunia kerja. Dengan demikian
model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran Berbasis Proyekmemiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.
peserta didik membuat keputusan
tentang sebuah kerangka kerja,
2.
adanya permasalahan atau tantangan
yang diajukan kepada peserta didik,
3.
peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,
4. peserta didik secara kolaboratif
bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan,
5.
proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu,
6.
peserta didik secara berkala
melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
7.
produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif,
8.
situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan
Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan
perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi,
kreasi dan inovasi dari siswa.
No comments:
Post a Comment