ZUHUD SEJATI

Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannnya adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia.

Seorang yang punya orientasi dasar tauhid dan istiqomah dengan prinsipnya, akan memiliki mental yang tercerahkan. Kaya bukan semata harta, tetapi pada hati. Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi.

Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tetapi mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta'ala. Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi. Mengambil dan mengambil.  Orang demikian telah diperalat oleh hartanya.

Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba Allah Ta'ala, bukan hamba selain-NYA. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah Ta'ala, bukan selain-NYA. Orang seperti Abdurahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya.

Sehingga, meski kaya raya, penampilan Abdurahman bin Auf tetap sederhana. Ia tidak menyombongkan diri. Pakaiannya sama dengan pakaian pelayannya. Di badannya ada 20 bekas luka perang. Cacat pincang dan giginya yang rontok sehingga berakibat cadel, adalah tanda jasa di perang itu.

Harta seharusnya hanya menempel di tangan saja, bukan dipikiran, apalagi di hatinya. itulah zuhud. Zuhud bukan karena tidak ada harta tetapi karena idealisme tauhidnya. Orang seperti inilah yang akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat sebagaimana doa yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah Ta'ala yang termaktub dalam Al Baqarah (2):201. " Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."

Sumber : Suara Hidayatulloh


No comments:

Post a Comment